Lintas FlobamoraNews

Antisipasi Potensi Bencana, BPBD Sumba Barat buat Rencana Kontijensi

×

Antisipasi Potensi Bencana, BPBD Sumba Barat buat Rencana Kontijensi

Sebarkan artikel ini
Rapat antisipasi Bencana di Waikabubak Sumba Barat
Rapat antisipasi Bencana di Waikabubak Sumba Barat

NTT-News.com, Waikabubak – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sumba Barat menggelar Kegiatan Perencanaan Kontingensi Penanggulangan Bencana pada Selasa, (04/12/2018) pagi di Aula GKS Waikabubak.

Bupati Sumba Barat Drs. Agustinus Niga Dapawole dalam sambutanya yang dibacakan oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Bani Kadengara, SH mengatakan bahwa Perencanaan Kontijensi sangat diperlukan sebagai langkah dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana yang akan terjadi.

“Dengan adanya upaya peningkatan kewaspadaan maka harus diimbangi dengan perencanaan kontijensi yang tepat,” ungkap Kadengara.

, Selasa 4 Desember 2018.

Paradigma penanggulangan bencana saat ini mulai minitikberatkan pada pengurangan risiko bencana (PRB). Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu rencana kontijensi dalam mencapai rencana ini.

Selain itu, kegiatan penyusunan rencana kontijensi ini juga merupakan strategi pencegahan bencana, dimana sesuai dengan UU No. 24/Tahun 2017, tentang Penanggulangan Bencana.

Penyelenggaraan penanggulangan bencana harus mengimplementasikan tahapannya dari berbagai aspek, meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.

Penyusunan rencana kontijensi (renkon) pada hakikatnya adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada ancaman yang mungkin terjadi dari potensi bencana yang ada. Sehingga penyusunan renkon ini merupakan proses untuk menentukan prosedur operasional dalam merespon kejadian khusus dengan memaksimalkan sumberdaya dan kapasitas yang dimiliki oleh daerah terdampak dalam merespon secara tepat waktu, efektif, dan sesuai prosedur.

Tujuan utama dari penyusunan renkon adalah untuk meminimalisasi dampak ketidakpastian dengan melakukan pengembangan skenario dan proyeksi kebutuhan saat keadaan darurat yang harus dipahami dan disepakati oleh seluruh stakeholder yang ada.

“Suatu renkon mungkin saja tidak pernah diaktifkan jika keadaan yang diperkirakan tidak pernah terjadi,” tandasnya. (Yunia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *