Antara Kakak, Aku dan Dia

0
221
ilustrasi
ilustrasi

NTT-NEWS.COM – Dua tahun lalu aku duduk di kelas 7 SMP. Di sekolah itu aku mempunyai kakak kelas yang bernama kak Rahma, kak Rahma sudah aku anggap seperti kakak kandungku sendiri. Ya kami sangat dekat sampai sampai kita sering dipanggil kakak beradik.

Suatu hari, ada kakak kelasku yang bernama kak Bima. Dia adalah angggota pramuka di sekolahku. Dia terbilang aktif di sekolah. Dan dia juga dekat dengan ku karena kita satu eksul (ekstrakulikurer).

“Kak, kok kak Bima keliatannya beda sih hari ini?” tanyaku ke kak Rahma sambil berbisik.

“Ciee, makin aja nih kamu suka ke dia de.” Jawabannya yang mengejekku.

“Ahh, aku kesemsem nih sama dia kak. Kakak gimana sama kak Rey nya?” tanyaku balik.

“Hahaha, gak tau tuh de, Rey nya bentar lagi ulang tahun nih de.” bilangnya.

“iya tah kak? Cieee mau ngado apa kak?” tanyaku.

“gak tau nih de.” Jawab kak Rahma.

Dua tahun pun berlalu dengan biasa sampai akhirnya perpisahan pun tiba. Hari ini mungkin jadi hari terakhirku bersama kak Rahma. Karena kak Rahma akan mondok, dan mungkin juga ini terakhir kalinya aku melihat kak bima.

“kakak jadi mondok?” tanyaku dengan raut sedih.

“iya de, kakak mau mondok. De maafin kakak ya kalo kakak punya salah sama kamu.” Jawabnya dengan mata yang berkaca kaca.

“iya kak. Ade juga minta maaf ya kalo ade punya salah sama kakak. kak kalo disana jangan lupain ade yaa?” Balasku dengan memeluk kak rahma.

“iya de, kakak maafin kok. Iyalah de kakak gak bakal ngelupain kamu.” (Pelukku makin erat)

“udah ah kak jangan nangis mending kita seneng seneng.” Hiburku.

Dan betul, itu adalah hari terakhir ku bertemu kak Rahma. Sampai suatu sms yang mengejutkanku. “ade?” sms dari kak Rahma.

“kaka? Kok bisa sms ade sih? Ade kangen kakak.” Balasku

“iya de, kakak bawa hp kesini. De gimana kamu sekarang sama Bima?” Tanya kak Rahma kepadaku.

“sekarang aku sama kak Bima cuman kakak dan ade doang kak,” Balasku.

“oh gitu, ciee. De? Kakak boleh jujur gak?” tanyanya lagi.

“iya kak, boleh atuh kakak sayang.” jawabku.

“de, sebenernya kakak baru sadar kalo sayang kakak bukan buat Rey. Tapi buat Bima. Kakak baru nyadar sekarang de.” Ceritanya.

Ya Allah hal ini membuatku sangat terkejut karena, sesunguhnya aku masih mengharapkan kak Bima. Tapi apa aku harus menyakiti hati kakaku dengan perasaan ku?

“iya kak? Seriusan? Kakak sayangnya sama kak Bima bukan kak Rey?” jawabku yang sebenarnya sangat menyiksa.

“iya de. Seriusan kakak baru sadar kalo kakak sayangnya sama bima bukan Rey.” Balasnya.

Ya alah, apa yang harus aku perbuat? Aku masih mengharapkannya? Tapi bagaimana dengan kak Rahma? KakBbima dulu pernah suka ke kak Rahma. Mungkin aku hanya hambatan di tengah hubungan mereka.

Aku pasti bisa menyatukan mereka lagi. Karena aku lah yang bertanggung jawab hancurnya hubungan mereka. Walau itu membuatku terluka dan sakit hati. Bagaimana pun kak Rahma sudah aku angap sebagai kakakku sendiri jadi, kalau dia bahagia aku pun bahagia.

Selesai

Cerpen: Cynthia Febrianti

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini