NTT-News.com, Wewewa – Calon Bupati Sumba Barat Daya (SBD) Nomor Urut 2, Dominggus Dama, terharu hingga menetaskan air mata ketika melihat antusias kelompok masyarakat yang menjemputnya dengan taian adat budaya Sumba. Menjadi lebih heboh lagi ketika tarian temporer yang lakoni oleh anak-anak kecil di daerah itu.
Penjemputan dengan tarian adat sumba dan yang tidak kalah hebohnya, tarian temporer itu terjadi di kampung Umbu Roda saat kampanye terbatas pada Rabu 7 Maret 2018 lalu. Di tempat itulah suara getar dan air mata lelaki yag biasa di D. Dama itu harus menetas.
Ketika melihat sambutan warga lewat acara adat dan tarian budaya Sumba dan yang tidak kalah hebohnya dan meriahnya deklarasi paket ini. Dominggus Dama maju ke depan sebelum diberikan kesempatan untuk meminta microphone dari salah satu penari yang mengakhiri tarian.
Saat itu Ia mengatakan bahwa dirinya sangat merasakan sesuatu yang berbeda dari kelompok masyarakat yang menjemputnya itu. Baginya kelompok ini yang peduli melestarikan budaya Sumba itu harus perhatikan. “Sebab budaya Sumba harus kita angkat, dan juga anak-anak muda tidak boleh kita tinggalkan hanya karena ingin menguasai orang kecil, Ole Milla Ole Dengo,” ungkap Dominggus Dama dengan nada datar sembari mengusap tetesan air dari bola matanya.
Air mata D. Dama terlihat memang tidak untuk pencitraan tetap karena rasa akan cinta terhadap tradisi yang kian hari semakin tergerus oleh arus globalisasi dan dunia kebarat-baratan. Bahkan pergeseran cara penampilan yang merubah gaya beratribut adat.
Baginya air mata itu tak sadar menetes lantaran antusias kelompok penari yang terus bersambungan dengan gaya klasik dan perankan kelompok masyarakat yang selama ini disebutnya Kaum Ole Milla Ole dengo (kaum Marhaen, menurut Bung Karno dan kelompok Bung Karnois saat ini).
“Terhadap orang kecil Ole Milla Ole Dengo orangtua saya sudah metitipkan pesan sejak 37 tahun yang lalu, Kalau kamu sudah menjadi orang sukses sisihkan sebagian apa yang kau miliki untuk orang miskin dan ingat selalu ole mila ole dengo, kata mama saya saat itu,” kata Dominggus Damma menirukankan pesan ibunya saat itu.
“Untuk melaksanakan amanat dari orang tua, 14 tahun yang lalu saya mendirikan Yayasan de’Damma yang bergerak untuk melayani sesama dalam bentuk bantuk sosial kemanusiaan seperti tenda, kursi dan Mobil Ambulance gratis bagi ole mila ole Dengo,” ungkap Dominggus Dama, yang menjadikan kaum Marhaen itu yang motivasinya kuat ingin maju menjadi Pemimpin SBD.
Hal lain yang menjadi alasan Dominggus Dama ingin maju adalah dorongan dan dukungan yang kuat dari masyarakat tingkat bawah/akar rumput. (JEP/AH)