Aksi Premanisme Satpol PP SBD Kembali Dipertontonkan

0
234
Korban pengeroyokan Anggota SatPol PP ,Bone Nani masih dirawat di RS Waikabubak
Korban pengeroyokan Anggota SatPol PP, Bone Nani masih dirawat di RS Waikabubak

NTT-News.com, Tambolaka – Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) kembali mempertontonkan aksi premanisme, setelah setelah beberapa bulan lalu, terjadi penyerangan rumah ongko Akong di Tambolaka saat penertiban pedagang kaki lima yang berjualan disekitar rumahnya. Akibatnya, beberapa orang dalam kasus ini telah ditetapkan menjadi tersangka kasus penyerangan.

Pada Jumat, 13 Oktober 2017 kemarin sekitar pukul 10.00 Wita, di lapangan Kantor Bupati Kadula, Tambolaka SBD, kembali terjadi aksi brutal Anggota SatPol. PP dengan melakukan penyerangan pada salah satu peserta Turnament sepak bola mini dalam rangka HUT Korpri. Anggota Satpol PP menyerang Gaudensius Boneventura Nani (29) salah satu peserta turnament Futsal dari Bandara Udara Tambolaka keroyok oleh Sekretaris Pol PP beserta anggotanya pada saat terjadi kericuhan dalam pertandingan. 

Keluarga Bone Nani, (sapaan akrab korban pengeroyokan) mengatakan, Bone berusaha melerai kericuhan yang terjadi antara salah satu pemain dari bandara dengan tim Pol PP, namun naasnya, Bone malah menjadi bulan-bulanan seluruh anggota Pol PP yang ada disekitar lapangan Sepak Bola Mini.

Akibat dari pengeroyokan tersebut korban Bone Nani harus mendapat penangan dari Puskesmas Watukawula dan dirujuk ke RSU Waikabubak, karena korban mengalami patah tulang hidung  dan luka dalam di sekujur tubuhnya. 

Menurut salah satu rekan Bone, kejadian bermula pada saat pertandingan sepakbola di Kadula. Pada saat itu tim futsal Pol PP melawan tim futsal dari Bandara Tambolaka, karena posisi pada saat itu tim dari Pol PP dalam keadaan kalah, maka tim Pol PP mulai melakukan permainan kasar sehingga terjadi kericuhan antar pemain. Bone Nani yang sebenarnya ikut melerai malah dikeroyok oleh pemain dan anggota Pol PP yang hadir saat itu.

“Yang sangat disayangkan sekretaris Pol PP Yohanis Ngongo yang juga menjadi pemain, yang menjadi pemicu terjadinya pengeroyokan, sehingga seluruh anggota Pol PP yang menjadi penonton yang melakukan pengeroyokan pada Bone Nani,”kata rekan Bone. 

Bone yang ditemui media di RSU Umum Waikabubak belum bisa memberikan keterangan karena masih pendarahan dan mengalami sesak napas. Ibu kandung Bone, Lidia Randjamay kepada media mengatakan sangat kecewa, marah dan sakit hati atas perlakuan Satpol PP pada anaknya. 

“Kami akan proses masalah ini, entah Bupati SBD atau pihak Bandara Tambolaka mau proses atau tidak, saya yang melahirkan anak saya, akan memproses trus sampai kemana saja, karena anak saya sudah menjadi korban,” ungkapnya penuh emosi. 

Lidia merasa heran dengan kelakuan Pol PP, padahal mereka adalah tuan rumah atau penyelenggara dari kegiatan ini.  “Kami sudah laporkan pada bupati MDT dan beliau setuju karena sudah ditangani oleh Polsek Loura, saya akan telepon Kapolsek segera untuk tangani kasus ini kata bupati pada kami,” lanjut Lidia pada seperti di rilis suarajarmas.com.

Paman korban Octav Dapa Talu sangat menyayangkan kejadian yang lagi-lagi dibuat oleh Satpol PP dan yang menjadi dalang pengeroyokannya termasuk pimpinan dari instansi itu. “Saya lihat Pol PP SBD ini ibarat preman yang dimiliki Pemda tetapi dengan status PNS, mereka itu preman berseragam PNS yang akan sangat meresahkan masyarakat,” katanya penuh emosi. 

Lebih lanjut Octav D. Talu mengatakan sebagai seorang yang berprofesi wartawan, sudah sering melihat anggota Pol PP SBD memang rata-rata SDM rendah, tidak tahu apa yang menjadi tugas mereka. “Sebagai keluarga, kami akan proses terus masalah ini, tapi sangat heran kok sekretaris Pol PP, Yohanes Ngongo bisa menjadi pemicu kejadian, bukannya melerai malah melepas anggotanya melakukan pengeroyokan, mereka tugasnya mengamankan bukan melakukan pengeroyokan” katanya.

Seperti dirilis media ini, kejadian pengeroyokan terhadap Bone Nani merupakan kejadian kali ketiga, sebelumnya Pol PP melakukan penertiban di Eks Pasar Rada Mata. Pada saat itu pedagang pasarlah yang menjadi sasaran amukan dari anggota Pol PP, dengan “Tameng” perintah Bupati MDT.

Tak hanya itu, beberapa bulan lalu juga terjadi pengeroyokan dan penyerangan terhadap ongko Akong dan keluarganya dalam penertiban pedagang kaki lima yang berjualan di depan rumah Akong. Akibatnya Daniel Bata dan beberapa rekannya ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Sumba Barat. (Oc/rey)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini