NTT-News.com, Oelamasi – Anggota DPRD Kabupaten Kupang, mengunjungi dua lokasi pembangunan Jembatan berbeda pada Kamis (02/02) lalu. Kunjungan yang dipimpin Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Kupang, Jerry Manafe itu, memantau kondisi pekerjaan Jembatan Aerbaun, di Desa Mata Air, selanjutnya ke Lokasi pekerjaan Jembatan di Desa Pakubaun, Kecamatan Amarasi Timur.
Usai mengunjungi ke dua lokasi pekerjaan itu, Jerry Menafe mengatakan, pihaknya akan segera memanggil kedua Kontraktor dan Dinas PU Kabupaten Kupang.
“Kami pulang bersama komisi Komisi C, akan lakukakan rapat evalusi hasil di lapangan, kemudian akan bersurat ke dinas PU dan Kontraktor untuk dilakukan RDP (Rapat Dengar Pendapat) agar melihat bukti-bukti, baik perencaan dan pengawasan,” tandas Jerry.
Jerry meyebutkan setelah mengamati ke dua proyek yang belum juga kelar dibangun, diindikasikan pihak pelaksana mengalami keterlambatan akibat monopoli proyek pada Dinas terkait.
“Saya pertama, saya minta PU harus melihat setiap kontraktor jangan dikasih beban terlalu banyak, satu kontraktor itu bukan hanya dilihat dari sisi keuangan tapi harus lihat dari semua sisi, apalagi kita di Kabupaten Kupang, biasanya proyek dilelang dipertengahan tahun, hasil akhirnya seperti ini,” tegas Jerry.
Terpisah, Ketua Komisi C, Anton Natun, yang menyaksikan secara langsung kondisi jembatan Airbaun, menegaskan bahwa penahan jembatan Aerbaun yang ambruk disebabkan oleh konstruksi yang dibangun tanpa perhitungan matang dari konsultan perencanaan.
“Menyangkut tembok penahan, semestinya harus gunakan beton bertulang, karena satu jembatan direncana bukan asal merencanakan dan harus lihat kekuatan air jadi kalau maksimal lima ton harus pakai beton bertulang.
“Apalagi tanggul itu persoalannya harus di gali sedalam dua meter sampai dasar sungai, agar saat dihempas air dan terjadi pengikisan temboknya bisa bertahan,” ungkap Anton.
Anton meminta agar pada Tahun 2017 ini pemerintah segera membangun bronjong sepanjang 50 Meter di hulu dan hilir jembatan (Aerbaun), karena apabila tidak maka jembatan itu pasti akan hancur lagi.
“Kalau jembatan Aerbaun, kalau kita liat secara baik, pertama segera diselesaikan, antara hulu dan hilir, harus memiliki bronjong dan itu ada gunanya, ini daerah longsor jadi harus ada bronjong,” jelasnya.
Sementara berkaitan dengan Jembatan Pakubaun, dikatakan Anton, Dinas sangat berani melelang pekerjaan berat diakhir tahun. Tidak hanya persoalan itu menurutnya Jembatan tersebut harus dikerjakan ulang.
“Kalau jembatan ini, beta liat ini Perencanaan harus lebih baik, kenapa, karena kalau dikerjakan saat bulan hujan begini harus disesuaikan kaidah teknik yang tepat, pakai baja tidak pakai bagisting, itulah sebab pekerjaan Jembatan ini tidak ada asas manfaatnya,” tukasnya.
Untuk diketahui, jembatan Pakubaun ini dikerjakan oleh CV Eureka, dengan pagu Rp.2,020,512,000. Kontrak pekerjaan ini ditanda tangani pada tanggal 21 Juni 2016, dan hingga saat ini pada pekerjaan tersebut ditemukan berbagai permasalahan yang dinilai para wakil rakyat itu dikerjakan asal jadi. (George)