
NTT-News.com, Oelamasi – Kegiatan Belajar Mengajar, (KBM) untuk ratusan Siswa-Siswi pada Yayasan Elpida Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, sudah hampir sepekan ini tidak berjalan optimal. Terbengkalainya proses belajar mengajar para anak didik dari tingkat SD, SMP, hingga SMA/SMK ini semata diakibatkan oleh petugas PT Perusahaan Listrik Negara, (PLN) NTT melakukan pemutusan jaringan listrik secara sepihak sejak (14/10) sore lalu.
Tidak hanya menghambat aktivitas pendidikan, tetapi pemutusan jaringan listrik ini berimbas pula pada aktivitas Radio Sahabat FM, dalam memberitakan hal-hal terkait jalan roda pembangunan Daerah, Rahoni, dan acara penghiburan.
Demikian pernyataan keras ini disampaikan Ketua Yayasan Elpida, Pdt Edward Dethan dalam Jumpa Pers bersama Awak Media, di Restaurant Nelayan Kota Kupang, Selasa, (18/10) malam.
Menurut Dethan, dirinya menyebut PLN melakukan pemutusan sepihak karena pada awalnya PLN menyurati mereka bahwa ada terjadi penunggakan biaya listrik, bukan pemutusan seperti yang dilakukan saat ini.
“Kenapa bongkar. Ini modus penipuan, alasan belum membayar listrik. Kami bayar listrik lancar karena biasa dibayar outo debit, (Secara Otomatis-Online) dan kemudian pada bulan september alasannya kami mau bayar tepat waktu Nomor registrasi telah diblokir,” kisah Dethan.
Dethan mengukapkan atas tidakan pembohongan bagi para pelanggan ini, pihaknya telah meminta klarifikasi langsung ke pihak PLN NTT. “Kami sudah ke Kantor PLN Walikota dan PLN membenarkan mereka betul yang melakukan pembongkaran. Alasan mereka bukan karena menunggak pembayaran. Tapi mereka tidak mau menerima pembayaran karena diblokir. Juga tidak mau migrasi ke listrik pasca bayar maka mereka lakukan pemutusan,” tandas Dethan sembari menyebut bahwa hal itu adalah modus penipuan.
Lebih parah, dikisahkan Dethan bahwa salah seorang wartawan Radio Sahabat FM, Paul Rusman, pernah mengkonfirmasikan berita ini ke Kantor Wilayah NTT, Walikota.Namun naas, hasil konfirmasi rekaman Paul harus dihapus sebab, petugas PLN atas nama Jefri Letik yang ditemui langsung saat itu mengancam akan menyekap wartawan atau dianiaya Satpam setempat. (George)