
NTT-News.com, Oelamasi – Bupati Kupang Ayub Titu Eki diinformasikan telah mempersiapkan dirinya untuk maju dalam hajatan politik lima tahunan, Pemilihan Umun Kepala Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) 2018-2023 mendatang.
Bupati dua periode yang terkenal sederhana di mata masyarakat banyak ini, disebut telah mengantongi nama pasangan bakal calon wakil gubernur yang akan mendampinginya. Dikabarkan bahwa yang akan mendampingi Titu Eky adalah Politisi anyar Senayan, asal daerah Pemilihan wilayah Flores.
Menanggapi hal ini Bupati Kupang, Ayub Titu Eki mengatakan bahwa sementara hal itu hanya sebatas isu, apalagi soal menyiapkan dirinya maju ialah sama sekali tidak benar.
“Saya mau jadi petani ko urus Taman Eden, masih banyak figur potensial di NTT, biar dong yang bersaing jadi pemimpin,” Demikian disampaikan Mantan Rektor UT Kupang – NTT, Ayub Titu Eki, dalam dialek Melayu Kupang ketika jumpa pers bersama para awak media di ruang kerjanya, Kantor Bupati Kupang belum lama ini.
Menurut Titu Eki, semangat untuk berkarya membangun propinsi NTT memang tidak akan surut dari waktu-waktu, namun bukan hanya jadi orang nomor satu gantikan Frans Lebu Raya dulu baru bisa berperan. “Menjadi seorang petani juga amat mulia dan pasti memiliki berperan juga bagi kontribusi pembangunan di NTT,” tandasnya.
Sebelum hal ini, Titu Eki menyampaikan protes soal regulasi dan peluang bagi bakal calon perseorangan yang sementara digodok Pemerintah sekaligus DPR perwakilan para anggota Partai Politik. Bupati Ayub berpandangan, syarat bagi calon indenpenden semakin diperberat, apalagi waktu verifikasi bagi kelengkapan data, calon perseorangan tidak masuk akal karena hanya 3 hari.
Sebagai pemimpin daerah yang juga pernah bertarung dan berhasil melalui pintu calon perseorangan, Titu Eki mengaku adanya ketakutan besar dari para pesaing bakal calon dari kubu parpol sehingga semakin memperberat syarat pintu independent.
Hal itu, menurutnya, menyebab semangat demokrasi di negara ini kembali terbunuh oleh kekuatan dan kekuasaan parpol-parpol besar dan tersirat misi kepentinggan bukan pengentasan masalah masyarakat yang sesungguhnya. (George)