Lintas NewsNews

Dukung Nasionalisme Kaum Muda di Perbatasan, Djarum Foundation ke Undana

×

Dukung Nasionalisme Kaum Muda di Perbatasan, Djarum Foundation ke Undana

Sebarkan artikel ini
Pose Bersama Inayah Wahid dan Para Pemateri di Halaman depan Rektorat Undana Kupang
Pose Bersama Inayah Wahid dan Para Pemateri di Halaman depan Rektorat Undana Kupang
Pose Bersama Inayah Wahid dan Para Pemateri di Halaman depan Rektorat Undana Kupang

NTT-news.com, Kupang – Djarum Foundation Road to Campus ke Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, untuk memberikan berbagai pencerahan dan sosialisasi tentang wawasan masionalisme dan patriotisme dari tokoh muda terkemuka Indonesia, Inayah Wahid.

Acara di Kupang, Nusa Tenggara Timur ini menutup rangkaian Program RTC 2016 yang telah hadir di 3 universitas yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Indonesia yakni, Universitas Borneo Tarakan (13 Februari 2016) dan Universitas Musamus Merauke (30 April 2016). Kegiatan di Universitas Nusa Cendana Kupang menggenapi RTC lain yang telah dihadiri puluhan ribu mahasiswa

“Road to Campus hadir sebagai bagian dari komitmen kami memberikan soft skills kepercayaan diri dan wawasan kebangsaan pada kaum muda sebagai bagian dari bangsa yang tangguh berkompetisi di era globalisasi,” ujar Lounardus Saptopranolo, Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation.

Sapto menambahkan, pihaknya melihat bahwa daerah perbatasan merupakan muka, atau halaman depan, dari bangsa Indonesia. “Kerenanya, kami berharap talk show ini memberi pandangan agar kaum muda lebih percaya diri. Kalian harus bisa membuktikan bahwa cinta ke bangsa tak bergeming dengan iming-iming bangsa tetangga. Ibarat pekarangan, lihatlah bahwa rumput pekarangan kita, lebih hijau dari halaman tetangga,” tegasnya.

Tokoh muda, putri presiden RI ke-4, Inayah Wahid yang aktif di bidang soaial budaya, menuturkan bahwa anak muda Indonesia di perbatasan harus terus menumbuhkan rasa cintanya kepada Indonesia.

“Mensyukuri semua berkah yang sudah kita miliki. Banyak bangsa lain yang tidak memiliki kekayaan seperti yang kita miliki, dan sangat menginginkan apa yang kita punya, sehingga sudah sepatutnya kita bersyukur dan memanfaatkan berkah ini dengan sungguh-sungguh untuk kemajuan bangsa,” tandasnya.

“Apabila rasa cinta dan syukur sudah muncul, maka kita tidak akan fokus pada kemilau tetangga lagi, karena kita akan sibuk untuk memberikan yang terbaik buat Indonesia. Kita akan menemukan banyak sekali cara untuk menunjukkan kecintaan kita tersebut lewat apapun yang kita bisa perbuat. Tidak peduli dimana kita berada dan apapun posisi kita,” ujarnya.

Pater Gregorius Neonbasu SVD, peneliti budaya yang juga pakar antropologi menambahkan, bangsa Indonesia sangat kaya dan memliki falsafah Bhinneka Tunggal Ika, perlu lebih menekankan bhinneka dibandingkan ika. “Saya mengajak kaum muda untuk merevisit, merejuvenate dan merevitalisasi nilai-nilai luhur kita,” ujarnya.

Demikian hal itu diamini oleh Aleta Baun, perempuan perkasa pemerhati lingkungan dari NTT yang juga hadir bersama Inayah Wahid dan Pater Gregorius Neonbasu. (rey)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *