
NTT-NEWS.COM, Malang – Sebanyak 214 mahasiswa luar Jawa dipulangkan ke daerah asal yakni Sumba, Nusa Tenggara Timur, pada Rabu (23/3/2016), mereka terdiri dari 150 mahasiswa Universitas Wisnuwardana dan 64 lainya dari berbagai Universitas yang ada di Kota Malang. Sebagian besar dari mereka merupakan mahasiswa yang menetap atau tinggal di rumah kost di kawasan Sekarpuro, Pakis, Kabupaten Malang.
Kepala Camat Pakis, Cholik menjelaskan jika mahasiswa ini tidak di usir dari Malang, mereka hanya dihantar pulang kedaerah asal sampai situasi di Malang benar-benar kondusif. “Ada 214 yang kita hantar pulang, 150 mahasiswa Wisnu Wardana yang ngekost di daerah Sekarpuro, mereka minta pulang karena ketakutan adanya aksi balas dendam. Meski polisi dan TNI sudah memastikan keamanan mereka, tapi anak-anak ini minta pulang ya kita bantu kita hantar sampai ke Bali, nanti keluarga mereka menjemput disana,” ujar Cholik.
Pihak Kecamatan Pakis memfasilitasi keberangkatan mahasiswa Sumba menuju daerah asal dengan menyediakan 4 armada bus. “Mereka banyak yang tinggal di 24 rumah kost di desa Sekarpuro, Pakis, mahasiswa ini mau pulang tapi tidak punya uang ya difasilitasi Kecamatan Pakis,” imbuhnya.
Ia juga menghimbau, kepada mahasiswa luar Jawa untuk tidak lagi mengulangi peristiwa bentrok antar mahasiswa. Cholik menambahkan pasca bentrok berdarah di Universitas Wisnu Wardana pihaknya bersama polisi dan TNI sudah mengadakan pertemuan dengan mahasiswa dan menghimbau agar tak lagi mengulangi bentrokan antar mahasiswa luar Jawa.
“Harapanya mereka tidak usah terbawa emosi yang pening tetep belajar, karena tujuanya mereka kesini kuliah bukan tawuran,” tukasnya.
Sebelumnya, Nasehon Leplepem (23) asal Maluku mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika (STMIK) ASIA Malang tewas setelah mengikuti acara pengukuhan komunitas mahasiswa rantau di Universitas Wisnu Wardhana Malang. Nasehon meregang nyawa usai ditikam di bagian dada sebelah kanan oleh kelompok mahasiswa dari Sumba, NTT. (luc/kun)