
NTT-News.com, Kupang – Barto Bire, warga bimoku, (28) yang diduga menjadi korban amukan oknum aparat Kepolisian Sektor Kelapa Lima, dan kesatuan Turjawali Polda NTT Minggu, (20/03) dini hari, akan didampingi Direktris PIAR NTT, Ir Sarah Lerry Mboik.
Kepada keluarga korban, Lerry Mboik meminta agar menerangkan duduk persoalan dan seluruh kronologi pengeroyokan serta fakta peristiwa di lokasi malam itu. (Baca juga: Diduga, Warga Bimoku Dianiaya Oknum Polisi)
“Malam, adik tolong tulis semua kronologi kejadian, awalnya bagaimana, dan mengapa Barto bisa jatuh pingsan, lalu oknum siapa saja yang terlibat saat itu,” pesan Lerry Mbiok via Telepon seluler Senin, (21/03) malam.
Menurut ibu yang tidak asing lagi bagi masyarakat, bahwa dirinya sangat sesalkan tindakan tidak manusiawi yang dilakukan oknum aparat malam itu. “Ini mencoreng nama baik intitusi polri. Saya minta catat semua, lengkap biar besok saya surati Kapolri, dan Kompolnas,” jelasnya Kepada salah seorang keluarga korban.
Seluruh keluarga yang mendengar penjelasan dari mantan anggota DPD RI ini, merasa sangat berterima kasih karena telah hadir di rumah mereka untuk memberikan suport dalam penegakan keadilan.
Salah seorang saksi mata, Aked mengungkapkan, seluruh dokumen rekaman maupun kisah penganiyaan di TKP akan diserahkan kepada Direktri PIAR NTT, Lerry Mboik.
“Kaka ini semua rekaman katong akan kasih di ibu Lerry. Di dalam rekaman juga jelas siapa yang pukul, dong strom, kalau jatuh pisang itu, bapaknya Barto lihat langsung dong pukul di kepala saat tiba Polresta,” jelasnya.
Diberitahkan sebelum Barto Bire (28), warga RT 21 Rw 007, Bimoku, Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur menjadi sasaran amukan oknum aparat Kepolisian Sektor Kelapa Lima, Dan Turjawali Polda NTT hingga tidak berdaya di halaman Gereja Imanuel Bimoku. (Tim)