Polisi Dinilai Membiarkan Pecuri Terus Beraksi di Sumba

0
184
Ilustrasi
Ilustrasi

NTT-NEWS.COM, Kupang – Sedikitnya, 90 ekor ternak milik warga Desa Lingo Lango, Kecamatan Tenarighu, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), hilang digasak maling. Ternak warga yang digasak maling itu antara lain kerbau, sapi, kuda, kambing, dan babi.

Sekretaris Jenderal Lembaga Kajian dan Aksi Kebangsaan (LKAK), Frans Namang menuturkan, persoalan tersebut telah dilaporkan kepada aparat kepolisian namun masalah pencurian ternak tidak pernah berkurang bahkan terkesan ada pembiaran dari aparat.

“Kasus pencurian ini sudah dilaporkan kepada aparat Kepolisian Resort Sumba Barat. Namun, aksi pencurian masih terus berlangsung, para pelaku pencurian bahkan melancarkan aksinya secara terang-terangan baik malam maupun siang hari dan dilihat langsung warga desa” kata Frans Namang dalam siaran pers yang diterima media ini, Selasa (24/2) dari Sumba.

Dia mengisahkan, seorang warga Desa Lingo Lango, Yulius Umbu Pati, korban aksi pencurian mengaku, kurang lebih 20 kepala keluarga kehilangan ternak sejak Oktober tahun 2014. Aksi pencurian terjadi hampir setiap bulan. Kejadian terakhir berlangsung pada 18 Oktober 2014 lalu.

Dia juga menyampaikan bahwa dalam laporan polisi bernomor : LP/PID/270/X/2014/Res. Sumba Barat tanggal 19 Oktober 2014, warga meminta aparat Kepolisian Resort Sumba Barat segera mencari dan menangkap para pelaku. Pasalnya, aksi pencurian ini sudah sangat meresahkan dan para pelaku masih melancarkan aksinya.

“Sejak warga melaporkan kasus pencurian pada 19 Oktober lalu, terjadi lima kali kasus pencurian ternak. Termasuk kerbau milik Kepala Desa Lingo Lango. Bahkan warga desa juga sudah dimintai keterangan oleh polisi. Pada 15 Januari 2015 lalu, aparat kepolisian mendatangi warga guna mengambil keterangan kehilangan ternak,” ujar Frans.

Namun, lanjutnya, ketika korban mendesak aparat agar segera mencari dan menangkap pelaku, diperoleh jawaban yang kurang memuaskan dari aparat kepolisian. Polisi beralasan, kesulitan karena tidak ada bukti foto.

“Bagaimana warga bisa mengambil gambar saat pencuri melancarkan aksi jahatnya malam hari? Tentu tidak mungkin. Mereka tetap berharap agar aparat kepolisian segera mengungkap para pelaku karena aksinya terbilang nekad. Warga menduga, para pelaku sudah dikantongi aparat kepolisian tetapi ada proses pembiaran,” jelas Frans.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini