NTT-News.com, Kupang – Pengguna media sosial Facebook dan WhatsApp di Sumba Barat Daya (SBD) memuji keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) mengembalikan Desa Karang Indah di Kecamatan Kodi Balaghar yang nyaris diserahkan ke Kabupaten Sumba Barat.
Pujian itu datang dari berbagai pengguna media sosial karena keputusan gubernur itu benar-benar diambil sangat tepat setelah mendengarkan cerita sejarah culture dan budaya adanya masyarakat di Desa Karang Indah itu.
Seperti diketahui, beberapa bulan lalu, saat peresmian Rumah Sakit Umum Pratama Sumba Barat Daya, Gubernur NTT menggelar rapat penyelesaian tapal batas antara Sumba Barat dan Sumba Barat Daya, dan pada saat itu, Desa Karang Indah milik Sumba Barat Daya, sempat disampaikan akan diserahkan kepada Sumba Barat.
Pasca rapat tersebut, di wilayah Desa Karang Indah sempat menimbulkan keresahan masyarakat karena tidak ingin lepas dari wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya dengan berbagai pertimbangan kultur dan budaya serta suku asli warga karang indah sebagai suku Kodi yang mendiami kecamatan Kodi Balaghar.
Namun, Pada Kamis 20 Juni 2019 kemarin, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat melakukan kunjungan kerja di desa Karang Indah. Disana Gubernur mendengarkan semua keluh kesah masyarakat terutama keresahan rakyat yang tidak ingin pindah masuk ke wilayah Sumba Barat.
Pada saat itu, sempat kasak-kusuk masyarakat mulai muncul ketika Bupati Markus dan Bupati Niga angkat bicara, sebab setelah kedua Bupati ini bicara Protokol hendak melanjutkan kegiatan tersebut dengan penyerahan bibit tanaman. Namun masyarakat menolak dan hendak menyampaikan aspirasi mereka pada Gubernur NTT.
Kasak-kusuk dan kericuhan yang telah nampak mampu dihentikan oleh Gubernur ini dengan cara meminta masyarakat diam dan duduk bersama untuk membicarakan apa yang ingin disampaikan di depan Gubernur itu.
Gubernur hadir dengan menempatkan dirinya sebagai Bapak yang akan merangkul anak-anaknya yang sementara ribut menolak pindah ke Sumba Barat. Dia mengatakan, dirinya atas nama pemerintah adalah Bapak bagi rakyat sehingga Ia layak didengar pada saat ini. Gubernur yang disapa VBL usai meredakan suasana mempersilahkan para tokoh masyarakat untuk berbicara.
“Sebagai bapak saya datang di tempat ini dan saya mau dengar dari semua tokoh masyarakat. Saya mau urus dan kita putuskan hari ini. Saya sudah ada di sini. Semua tenang, duduk dan bicara yang sopan. Satu persatu duduk dan bicara, saya dengar dan akan putuskan hari ini juga,” tegasnya.
Setelah mendengar keluhan dan isi hati masyarakat Desa Karang Indah, Gubernur VBL meminta kepada Bupati MDT peta. Setelah melihat peta dengan seksama, Gub VBL mengajak masyarakat yang telah menyampaikan isi hati mereka untuk masuk ke dalam kantor desa bersama Bupati MDT dan Bupati Niga serta aparat keamanan.
Kurang lebih 25 menit di dalam Kantor Desa Karang Indah, Gub VBL keluar bersama-sama mereka dan menghadap microphone untuk menyampaikan hasil pertemuan tertutup tersebut.
“Setelah kami berembuk di dalam maka telah disepakati batasnya. Hari ini juga saya tetapkan batas. Masyarakat yang ada di Desa Karang Indah tetap berada di Kabupaten SBD. Para tokoh telah putuskan. Siang ini saya akan ke Jakarta untuk lapor Pak Menteri Dalam Negeri. Tidak boleh lama-lama di tempat ini. Mari bawa besi gali saya yang tancap di batas itu,” kata Gubernur disambut tepuk tangan yang gemuruh dari masyarakat Desa Karang Indah.
Setelah itu Gubernur VBL dan rombong menuju ke batas dekat PT Karya untuk menancap Pilar Batas Wilayah antara Kabupaten Sumbar dan Kabupaten SBD.
Usai prosesi di tapal batas, Gubernur VBL kembali ke bandara Tambolaka dengan jet pribadi untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Dari cerita keputusan Gubernur tersebut, warganet Sumba Barat Daya menyampaikan ucapak syukur dan pujian kepada Gubernur NTT yang begitu gesit dan hebatnya dalam mengambil keputusan.
Aderita Andinono pada akun facebooknya menyatakan bahwa keputusan gubernur adalah keputusan yang tepat yang menunjukkan sifat kebapaan seorang pemimpin. “Ini Baru namanya pemimpin berhati bapak, mampu meredam suasana dengan keputusan yang berpijak pada kultur dan budaya masyarakat,” tulisnya dan masih banyak lagi pujian serupa yang terpampang didinding Facebook masyarakat Sumba Barat Daya.
Penulis: Lorens