
NTT-NEWS.COM, Kupang – Komunitas Model Timor Creative People (TCP) kembali beraksi menampilkan kain tenun ikat karya para ibu di Nusa Tenggara Timur (NTT) setelah sukses mengadakan event fashion show bertajuk Invashion street pada peringatan Hari Jadi Provinsi NTT pada tanggal 20 Desember 2014 lalu dan mengisi beberapa event undangan fashion show dalam balutan tenun ikat NTT koleksi Jula Huba Etnic.
Komunitas TCP dibawah asuhan Erwin Yuan, membuat gebrakan baru dengan menampilkan koleksi terbaru Jula Huba Etnic NTT pada event berskla Nasional dan pertama kali diadakan di Kupang yaitu Pameran Expo dalam rangka memperingati Hari Koperasi Nasional, Jumad 12 Juni 2015 yang lalu, dimana 8 orang model Kota Kupang membawakan rancangan tenun ikat NTT bernuansa elegan.
Pada kesempatan itu, Erwin Yuan, mengatakan bahwa kehadiran TCP dalam event itu merupakan inisiatif bersama team untuk memberikan hiburan bagi 27 perwakilan UKM di seluruh Indonesia. “Ini niat kami saja untuk tampil mempromosikan hasil karya para ibu di NTT. Bagi kami, ini adalah penghargaan terhadap bagi ibu-ibu yang menenun dan menyulam benang dengan waktu berminggu bahkan berbulan-bulan,” tutur Erwin kepada media ini.
Menurut Erwin, acara tersebut disambut antusias pengunjung yang hadir pada pameran tersebut, sampai beberapa pengunjung beranggapan bahwa acara serupa harus sering diadakan dalam mempromosikan kekayaan budaya yang dimiliki Provinsi NTT.
Sementara itu, Jevertson Lolang selaku koordinator TCP mengharapkan kepada pemerintah daerah untuk memberikan ruang bagi para muda Kupang untuk mempromosikan Tenun Ikat NTT dan mengekspresikan diri kemampuan mereka. “Kita perlu buat event serupa agar kita mencintai kekayaan budaya, melalui komunitas TCP kami ingin selalu mempromosikan Tenun Ikat NTT agar lebih dikenal dan dicintai, dengan itu kami sangat mengharapkan dunukungan dari pemerintah NTT,” paparnya.
Duta Wisata 2014, Franky Lucas yang kebetulan tergabung dalam TCP mengatakan bahwa TCP ada komunitas anak muda NTT yang membawa hal positif dan mengangkat kekayaan budaya dan karya tangan ibu-ibu NTT. “Kami sebagai komunitas muda di TCP akan terus dan terus memperkenalkan keindahan tenun ikat karena kami bangga sebagai orang yang ada di NTT,” tandasnya. (rey)