
NTT-News.com, Mbay – Warga Tonggurambang di kabupaten Nagekeo Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan listrik yang belum pernah menikmati hingga Indonesia telah Merdeka 73 tahun lamanya dan daerah itu berganti pemimpin berulang kali.
Onesimus Dewa, salah satu warga daerah itu mengaku sangat prihatin dengan keadaan tersebut dimana pemerintah seolah sedang menganaktirikan mereka dari pembangunan dan pelayanan penerangan Listrik.
“Sekarang lagi sibuknya pesta demorkrasi. Banyak yang menyibukan diri untuk masuk dalam Parpol dan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Lantas meminta suara rakyat untuk memenangkan mereka. Kita baru saja melewati pilkada dan kini kita akan disibukan lagi, dengan pajangan baliho para calon legislatif. Pertanyaannya, apa yang anda perbuatkan nanti untuk warga masyarakat ketika anda duduk di parlemen. Desa kami ini yang sampai detik inipun belum merasakan sentuhan dari birokrasi. Kami seolah-olah dianaktirikan,” ujar Onesimus Dewa, sabtu (01/09/2018 ).
Penerangan yang seharusnya sebagai sarana utama untuk membantu kegiatan dan industri masyarakat, namun sangat tidak di perhatikan. “Apakah kami bukan warga Kabupaten Nagekeo. Aset yang melancarkan segala bentuk kegiatan seolah-olah dibekukan. Warga mau melakukan kritikan, takut dinilai terlalu menginterogasi kinerja para oknum yang berwewenang dalam birokrasi,” tandasnya.
Hal ini sudah lama dikeluhkan oleh warga Desa Tonggurambang, tapi seolah-olah tidak ditanggapi. Pengadaan beton tiang listrik sudah lama, pada masa Bupati Drs Elias Djo, namun belum juga ada realisasinya.
Hingga dua kali ganti Kepala Desa juga, mulai dari Muhamad Din Pi, dan selanjutnya Kepala desa Toa Mualaf, tiang listrik baru saja ditanam sejak sebelum proses Pemilihan kepala Daerah berlangsung, tetapi selesai Pemilihan Kepala Daerah belum ada juga yang menindaklanjut.
“Apakah tunggu semua besi itu berkarat, atau masyarakat yang berbondong-bondong memohon kebaikan hati para pemangku kepentingan untuk berbelas kasih agar cepat merealisasi pekerjaan listrik tersebut,” tanyanya.
Menuutnya, tindakan pemerintah ini sangat disayangkan bila pada saat putra/i Nagekeo mau belajar malam, harus menggunakan pelita, syukur-syukur ada penerangan lain seperti Genset atau genarator. Tapi itupun selesai makan malam, kembali dimatikan.
Dia berharap, dengan kepada Kepala Daerah terpilih, Johanes Don Bosco, bisa melanjutkan program kerja yang sedang mandek itu. Sebab warga Desa Tonggurambang sangat merindukan penerangan. Desa yang sedang belum ada pemimpin defenitifnya itu juga sedang mengharapkan agar ada pemimpin baru yang mampu melihat persoalan kronis masyarakat.
“Semoga bapak Wilibrodus Wae delegasi dari camat untuk menjabat sementara, bisa melihat kondisi penerangan di Desa Tonggurambang,dan bisa melapor ke Kabupaten. Semua orang memerlukan penerangan. Coba kita bayangkan, ketika kita berada disuatu tempat yang gelap gulita dan sangat kelam, seakan kita tidak bisa berbuat apa-apa,” tandasnya. (Nasan)