
NTT-News.com, Mbay – Dari Kejauhan terlihat sang Pelatih dan Anak-anak yang berjumlah 19 orang dengan berpakaian Putih dilengkapi atribut seperti atribut olah raga bela diri. Ada yang bersabuk putih, kuning, hijau, maupun warna merah, yang tampak sedang melakukan Latihan bela diri Taekwondo yang bertempat tepat di Kompleks Yayasan Amkur, Santo Fransiskus Asisi Romba, depan Kapela Mauara desa Witurombaua Kecamatan Keotengah Kabupaten Nagekeo, pada Senin 24 Juni 2018 lalu.
Dari jauh Tampak terlihat sang Pelatih taekwondo Krispinus Pili yang sedang mengamati Anak-anak Asuhnya yang sedang melakukan berbagai gerakan seperti tendangan, maupun jurus-jurus membela diri. Anak-anak berbakat itupun dengan tekun melaksanakan aba-aba yang diperintahkan pelatihnya.
Ternyata pelatih Kris, sebenarnya seorang atlet tekwondo sejak dari tahun 2011, Kris juga salah satu atlit dari Jawa Timur, Malang yang juga pernah mengikuti PON membawa nama Jawa Timur. Tak ingin prestasi yang Ia milikinya pudar begitu saja.
Kris bersama rekan-rekannya bertekad untuk terus melahirkan kader-kader baru di Kabupaten Nagekeo, dengan membuka komunitas baru yang dilatih untuk mampu bersaing ke Level yang lebih tinggi serta mampu untuk membawa Nama baik orang tua, pendidikan sekolah dan membawa nama baik tempat kelahiran yakni Kabupaten Nagekeo.
Krispinus Pili yang juga sebagai Pelatih dengan sapaan Sabeum Kris saat ditemui wartawan mengaku bahwa saat ini yang aktif untuk mengikuti latihan sebanyak 30-an orang per minggu, sebelumnya yang mendaftar sebnyak 60-an orang, sebagian besar adalah mahasiswa.
Dia mengakui bahwa saat ini banyak kendala yang harus mereka hadapi sendiri seperti kekurangan dana, sehingga untuk meningkatkan semangat juang bagi para peserta lebih banyak menggunakan swadaya dari peserta latihan dan pelatih sendiri. “Sangat disayangkan memang, pemerintah mestinya turut memperhatikan olah raga untuk mengasah bakat anak-anak ini, pemerintah dalam hal ini Koni Kabupaten masih lemah,” tandasnya.
Kris menyampaikan, harapan besarnya agar pemerintah lebih memperhatikan setiap peralatan olah raga yang memdai, maupun kejuaraan-kejuaraan yang diraih para atlet, pemerintah harus mengakomodir kepentingan ini, jangan hanya olahraga lain yang diperhatikan.
Dia mengatakan bahwa apa yang disampaikan ini bukan untuk kepentingan pribadi tetapi untuk masyarakat umum yang ada di Nagekeo, dan masa depan mereka untuk mengharumkan nama baik Kabupaten Nagekeo. Dia berharap agar pemerintah tidak tunggu melihat hasilnya dulu baru mengakui bahwa mereka yang berprestasi dari cabng olah raga bela diri adalah anak-anak Nagekeo.
Kris juga menyampaikan, target dan niatnya minimal anak-anak Asuh Atlet andalannya harus mencapai PPL provinsi, tidak hanya itu, yang uniknya Kris mengharapkan ada tingkatan level yang harus lebih berbeda dengan atlit yang sudah lebih tinggi. “Untuk meraih ini, harus kuat dari sisi finansial, saya harap pemerintah tidak menutup mata, tetapi terus memberikan suport dan dukungan dana,” tandasnya.
“Saya sebagai pelatih punya loyalitas tinggi sekali untuk terus melatih mereka, walaupun mereka lemah, ini sudah beberapa kali mereka gagal hanya karena persolalan dana, tetapi biar bagaimanapun caranya, kami sebagai pelatih dan teman-teman pelatih yang ada di Mbay tetap semangat, ada hal-hal teknis di lapangan kami tidak kalah saing dengan mereka-mereka yang ada di kabupaten lain. Kami hanya kekurangan dana saja untuk bisa menyaingi Kabupaten lain,” tegasnya. (Vhiand Kassa)