
NTT-News.com, Mbay – Akademi Komunitas Negeri Teknologi Garam (AKN-TG) optimis mempersiapkan tenaga kerja terampil dan berkompeten dibidang Industri Garam baik di luar maupun dalam negeri. Optimisme ini disampaikan Rektor AKN-TG, Amandus Embo kepada media ini beberapa waktu lalu.
Rektor, Amandus Embo, Senin 23 Juli 2018 lalu menyampaikan bahwa sejauh ini dosen-dosen sebagai tenaga pengajar di kampus ini sangat profesional menjalan tugas di Lembaga Akademi Komunitas Garam itu sendiri. Hingga saat ini, menurut Amandus, mahasiswa telah sampai pada Praktek kerja Lapangan atau PKL sebagai tahap akhir.
Amandus menjelaskan, terkait Praktek bagi Mahasiswa AKN-GT Kabupaten Nagekeo meliputi dua Jurusan yaitu Manajemen Akuntansi dan Jurusan Teknik Kimia yang akan melaksanakan PKL di luar daerah, yakni di PT Cheetham Indonesia, Cilegon Jawa Barat. Kegiatan PKL tersebut dibagi menjadi dua glombang.
Amandus mengharapkan agar mahasiswa yang akan melaksanakan PKL harus benar-benar melaksanakan PKL secara baik sehingga dengan catatan setelah pulang mahasiswa harus mempertanggungjawabkan dalam bentuk Tulisan Tugas Akhir. lembaga yang bernaung dibawah Politeknik Ujung Pandang ini, akan melaksanakan PKL ke Cilegon pada tanggal 31 Juli 2018 mendatang.
Dia pun memaparkan bahwa Gambaran Umum hadirnya AKN-TG di Nagekeo yakni Akademi Komunitas Negeri Teknologi Garam Nagekeo (AKN-TG Nagekeo) merupakan perguruan tinggi berbentuk akademi yang menjalankan pendidikan vokasional jenjang 2 tahun. Saat ini AKN-TG masih berada di bawah naungan Politeknik Negeri Ujung Pandang sebagai Program Studi di Luar Domisili (PDD) dan secara organisasi tata kelola akan disiapkan menjadi perguruan tinggi negeri pada tahun 2014.
Menurutnya Akademi Komunitas Teknologi Garam Nagekeo – NTT akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas SDM melalui pengingkatan aksesibilitas dan kemudahaan untuk meningkatkan pendidikan bagi para lulusan SMA/SMK di NTT khususnya di Nagekeo.
Dia menjelaskan bahwa hadirnya AKN-TG untuk menjawab kebutuhan masyarakat terutama ditujukan bagi mereka yang secara finansial kurang mampu. Dengan demikian, semakin tingginya jumlah yang bersekolah di perguruan tinggi, maka nilai APK Provinsi NTT (khususnya Nagekeo) diharapkan akan semakin meningkat.
Di sisi lain keberadaan Akademi Komunitas Teknologi Garam akan memfasilitasi penyebaran ilmu dan teknologi pemrosesan garam modern kepada para petani garam konfensional, sehingga secara bertahap akan terus dilakukan upaya perbaikan metode dan teknik produksi yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan yang ada.
“Upaya perbaikan berkesinambungan ini pada akhirnya akan turut meningkatkan kualitas dan nilai jual produk (garam) yang dihasilkan para petani ini dan pada akhirnya akan turut meningkatkan kesejahteraan para petani garam,” katanya.
Selain itu Amandus mengatakan bahwa keberadaan Akademi Komunitas Teknologi Garam akan menghasilkan tenaga kerja dengan kompetensi yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam suatu industri pemrosesan garam. Sehingga rencana pemerintah untuk mendirikan sentra-sentra industri garam berbasis teknologi moderen akan terbantu dengan tersedianya SDM yang siap pakai.
“Banyak persepsi publik maupun masyarakat bahwa Lembaga Akademi Komunitas Negeri Teknologi Garam Nagekeo Pasti Kuliahnya hanya mendapatkan materi tentang garam, namun disisi lain garam konsumsi hanya 20% untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi 80 persennya garam industri seperti pakayan, obat-obatan, sabun, kaca, infus, dan lain sebagainya, sehingga bukan, sehingga bukan hanya belajar buat garam tetapi belajar bagaimana manfaat garam,” katanya. (Vhian)